Nabi Hud A.s dan kisahnya
Nabi Hud A.s beliau adalah Hud bin Syalikh bin Irfakh Syodz bin Sani bin Nuh A.s. Nabi Hud A.s berasal dari sebuah kabilah yang bernama Aad bin Aush bin Sani bin Nuh, mereka itu adalah sebelah kanan antara Aman dan Hadramaut, sebuah daerah yang menjorok ke laut (ujung) yang di kenal dengan nama As-Syahr, sedangkan lembah mereka yang bernama Mughits.
Nabi Hud A.s di utus oleh Allah SWT kepada kaumnya yang di kenal dengan kaum Aad, untuk beriman dan menyembah kepada Allah SWT, tuhan yang maha esa yang tidak ada tuhan selain dia.
Firman Allah SWT yang artinya :
" Dan kepada kaum Aad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja". (Q.S Hud : 50).
Kaum Aad dimaksud adalah orang-orang yang pertama kali menyembah berhala setelah terjadinya pristiwa taufan dan banjir bandang di masa Nabi Nuh A.s. Berhala yang mereka sembah itu ada tiga macam, yaitu Shada, Shamud dan Hira, kemudian Allah SWT mengutus Hud, yang termasuk saudara mereka sendiri, Hud A.s menyeru mereka ke jalan Allah SWT beriman dan menyembah hanya kepadanya. Meninggalkan berhala-berhala sembahan mereka.
Kaum Aad memiliki postur tubuh yang tinggi besar dan kuat dengan kondisi ekonomi yang baik dan makmur, mayoritas mereka tinggal di bangunan-bangunan yang kuat lagi tinggi besar yang belum pernah terjadi dalam sejarah kehidupan sebelumnya, sebagaimana di gambarkan dalam firman Allah SWT yang artinya :
Mengenai kisah Nabi Hud A.s banyak di jumpai di dalam ayat-ayat Al-Qur-an seperti di dalam (Q.S. Al-A'raf : 65-70), (Q.S. Hud : 50-60), (Q.S. Al-Mukminun : 31-41), (Q.S. Asy-Syura 123-140), (Q.S. Al-Ahqof : 21-25).
Seruan dan ajakan Nabi Hud A.s untuk menyembah kepada Allah mendapatkan perlawanan yang sangat keras dan sengit, kondisi mereka yang bertubuh tinggi besar dengan perekonomian yang baik, bangunan yang tinggi besar lagi kuat serta benteng-benteng yang mereka bangun membuat mereka bersikap sombong dan ingkar serta mendustakan ajakan dan seruan Nabi Hud A.s.
Kesombongan dan caci maki kaum Aad pada Nabi Hud A.s sebagaimana yang di senutkan dalam firman Allah yang artinya :
"Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang orang yang berdusta". (Q.S. Al-A'raf : 66).
Mereka menuduh Nabi Hud A.s sebagai orang yang dusta, menghayal dan mengada-ada dan dia hanyalah manusia biasa, mereka berkata sebagaimana firman Allah yang artinya :
Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. la tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu". Nuh berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku". Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (Q.S. Al-Mukminun : 24-27).
Bahwa mereka menantang Nabi Hud A.s agar mendatangkan azab pada mereka firman Allah yang artinya :
Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (Q.S. aL-Ahqaf : 22).
Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (Q.S. Al-A-raf : 70).
Meraka dengan sombongnya menentang kemurkaan Allah SWT bahwa mereka tidak akan di hukum dan di siksa, mereka mengatakan dalam firman Allah yang artinya :
Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". (Q.S. Al-A'raf : 138).
Ketika kesombongan, kekafiran dan kezhaliman mereka telah begitu nyata dengan bukti-bukti yang terang dan kuat, maka hukuman adzab Allah sudah saatnya di turunkan pada mereka, Allah menahan hujan dari mereka selama tiga tahun, sehingga mereka di landa kekeringan dan krisis yang luar biasa, lalu Allah mengirim awan hitam, ketika melihat awan pekat di atas, mereka berkata sebagaimana dalam ayat, yang artinya :
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan kepada neraka, (dikatakan kepada mereka): "Bukankah (azab) ini benar?" Mereka menjawab: "Ya benar, demi Tuhan kami". Allah berfirman "Maka rasakanlah azab ini disebabkan kamu selalu ingkar". (Q.S. Al-Ahqaf : 34).
Awan yang mereka duga akan menurunkan hujan itu, ternyata gumpalan angin yang mengandung adzab yang akan membinasakan segala sesuatau atas perintah tuhannya. Dugaan mereka akan awan yang menurunkan hujan ini, di bantah oleh Nabi Hud A.s. Firman Allah yang artinya :
Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (Q.S. Al-Ahqaf : 24-25).
Imam Tirnidzi meriwayatkan, bahwa kaum Aad di landa kekeringan, lalu mereka mengirim utusan yang di kenal dengan nama Qoilun, ia berjalan menemui Mu'awiyah bin Bakr (Seorang laki-laki di masa itu), lalu utusan itu tinggal di muawiyah sebulan lamanya, muawiyah menjamunya dengan minuman khamr dan sebulan berlalu, ia keluar menuju gunung Thihamah, lalu berseru, wahai tuhan, sesungguhnya engkau mengetahui, bahwa aku tidak datang pada yang sedang sakit, lalu aku mengobatinya,tidak pula pada yang sedang di tahan, lalu aku membebaskannya, ya tuhan, turunkan hujan pada kaum Aad, selagi engkau berkenan memberinya hujan, kemudian kemudian gumpalan-gumpalan awan hitam datang berarak-arakan, lalu terdengar suara panggilan, pilihlah di antaranya "Maka ia menunjuk pada segumpal awan hitam, selanjutnya terdengar seruan, "Binasakan dan bakar habis". Sehingga tidak ada yang tersisa seorang dari kaum Aad (Semuanya binasa). (H.R. Tirmidzi).
Kaum Aad mendapat kiriman angin azab yang membinasakan yang tidak membiarkan seorangpun dari mereka dapat lolos dari azab tersebut. Angin itu tidak membiarkan sesuatupun melinkan kehancuran dan kebinasaan, atas ijin Allah SWT firman yang artinya :
angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Q.S. Adz-Dzariyat : 42).
Adapun kaum ´Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ´Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka. (Q.S. Al-Haaqqah : 6-8).
Angin yang sangat dingin dan sangat kencang dengan desingan suara yang sangat mengerikan di telinga. Desiran yang tak dapat di tahan ataupun di tolak, yang terus-menerus terjadi selama tujuh malam delapan hari, kaum Aad yang posturnya tinggi besar dan sangat kuat itupun terkapar hancur berantakan, demikian pula rumah-rumah, bangunan-bangunan dan benteng-benteng mereka yang tinggi dan kokoh itupun hancur berkeping-keping yang tersisa hanyalah puing-puing belaka.
Sedangkan Nabi Hud A.s beserta orang-orang yang beriman yang bersamanya di selamatkan oleh Allah dari azab itu dan mereka mendapatkan rahmat Allah SWT firman Allah yang artinya :
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat. Dan itulah (kisah) kaum Aad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum Aad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah kebinasaanlah bagi kaum Aad (yaitu) kaum Huud itu. (Q.S. Hud : 58-60).
Makam Nabi Hud di hadhramaut
Tiada ulasan:
Catat Ulasan